Tuesday, October 4, 2016

Karya 7 : Di Pelaminan Impian

Langit seakan berubah menjadi agak gelap untuk berganti malam hari, suasana di Palagan Bubat makin sepih, Sang Puteri telah pergi untuk selamanya. Pada kisah ini langit senja dan palagan bubat telah menjadi saksi bela pati Sang Puteri Ayu dari negeri Sunda Galuh. Melihat kabar kekacauan yang telah terjadi di Bubat, segeralah Prabu Hayam Wuruk datang, ia kaget dengan melihat mayat-mayat para prajurit serta senjata-senjata yang masih berserakan, dan darah yang berceceran dari tubuh para prajurit yang gugur.
       Sang Prabu seakan tak mampu melihat keadaan di sekitarnya, dan teringat akan Sang Puteri, ia segera menuju ke arah perkemahan Sang Puteri. Dari kejauhan betapa kagetnya, ternyata melihat sosok Sang Puteri yang berhiaskan mahkota dengan pakaian putih sedang dalam keadaan terkulai. Sang Prabu langsung mendekatinya, dan ternyata itu adalah mayat Puteri Citraresmi, calon prameswarinya. Sang Prabu langsung memeluknya, menangis, dan meratapi atas kepergiannya, ia tidak menyangka kalau Sang Puteri melakukan bunuh diri seperti para dayang-dayang lainnya. Hati Sang Prabu kini begitu sakit, ia merasa bersalah pada Maharaja Prabu Linggabuana, atas janjinya yang tidak ditepati, yang tujuannya untuk acara pernikahan di Majapahit, tetapi malah terjadi suatu pertumpahan darah.
Penulis : Endang Adi Sutomo

Sumber: http://tomoglasspainting.blogspot.co.id/2015/06/karya-7-di-pelaminan-impian.html?m=1

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment