Bandung adalah kota priangan, yang mempunyai banyak sebutan, Bumi Siliwangi, Kota kembang, kota paris van java, juga identik dengan bentuk bangunan gedung sate nya sebagai sorotan keindahan kota nya. Namun perubahan begitu cepat, apa yang kita lihat fenomana nyata pada potrait Bandung sekarang sama yang dulu sudah berubah. Dimana kita bisa melihat akan keindahan warna warni bunga yang mekar, harum, suasana sejuk, susunan tata kota yang indah dan teratur kini sudah berubah. Perubahan yang membawa posisi kita untuk bisa sadar akan sebuah kenyamanan hidup, semakin banyaknya bangunan-bangunan sebagai sarana hiburan atau kebutuhan dasar, supermarket, mal, semua itu yang menjadi sorotan bagi pengunjung yang datang ke Bandung yang justru bisa membawa dampak kemacetan di jalan raya dan juga membuang sampah sembarangan.
Hal lain yang menjadi pokok bahasan adalah menyempitnya lahan taman bermain bagi anak-anak. Sehingga anak-anak terkadang sulit untuk mencari lahan untuk bermain atau ruang gerak anak menjadi terbatas, dan seakan di era sekarang ini mainannya justru lebih ke dunia maya atau internet. Semua itu karena pusat keramaian kota menjadi sorotan para pendatang dan terkadang menjadi tempat tinggal pindahan dari desa ke kota. Melihat gambaran nyata tersebut mau pada posisi manakah diri kita, secara sadar, atau setengah sadar, mampukah membawa dampak yang baik untuk menuju Bandung yang seperti dulu” Indah, nyaman, dan bersih”. Sehingga bisa memberikan kenyamanan bagi sang bocah untuk bisa bermain dengan adanya tempat yang memungkinkan. Pada karya ini mengapa menggunakan warna hitam putih ”monokrom”, ini sebagai potrait gambaran tempo dulu, namun isi gambar dan suasana merupakan kejadian di masa sekarang.
Penulis : Endang Adi Sutomo
Sumber: http://tomoglasspainting.blogspot.co.id/2014/01/di-ujung-bumi-priangan.html?m=1
0 comments:
Post a Comment