Warna Warni edisi kali ini mengenai pesona seni lukis kaca. Kaca merupakan salah satu media lukis yang jarang dipilih oleh pelukis. Seni Lukis Kaca adalah lukisan yang menggunakan kaca sebagai bidang gambar dan cara melukisnya pun menggunakan prinsip terbalik. Lukisan dimulai dengan membuat pola, kemudian mewarnai bagian belakang kaca dengan cat berkadar minyak sesedikit mungkin. Lukisan Kaca memberikan sensasi visual yang menarik dengan menawarkan cara melihat yang berbeda dibandingkan ketika melihat karya bermedium lain misalnya kanvas. Karena keistimewaannya, benda tersebut kerap diberikan sebagai hadiah kepada para raja-raja atau sultan-sultan di Indonesia. Mengalami perkembangan di jamannya, membuat benda seni ini banyak dijumpai di beberapa daerah, seperti pulau Jawa dan Bali. Sebut saja, Cirebon. Daerah yang masuk dalam wilayah administratif provinsi Jawa Barat ini, menjadi saksi bagaimana lukisan kaca Indonesia berkembang. Ada ciri khas tersendiri dari lukisan kaca Cirebonan itu. Konon sejak abad 17 Masehi silam, seni lukis kaca telah dikenal dan berkembang di Cirebon bersamaan dengan berkembanganya Agama Islam di Pulau Jawa. Saat itu Lukisan Kaca sangat terkenal sebagai media dakwah Islam yang berupa Lukisan Kaca Kaligrafi dan berupa Lukisan Kaca Wayang. Seni lukis kaca ini mengalami pasang surut. Abad ke-19 sampai awal abad ke-20 atau hingga tahun 1950-an merupakan masa kejayaan lukisan kaca. Hal ini dibuktikan pada masa itu hampir semua rumah di Cirebon memiliki lukisan kaca. Lukisan kaca itu bukan sekedar hiasan, diyakini sebagai penolak bala.
Pada era persaingan globalisasi seperti saat ini, lukisan kaca kini semakin tersisih seiring membanjirnya produk-produk lain yang lebih modern. Lukisan kaca harus bersaing ketat untuk merebut perhatian konsumen. Untuk mempopulerkan kembali seni lukis kaca, empat orang pelukis kaca Ketut Santosa dari Bali, Hadi Koco (Surabaya), Rina Kurniyati (Yogyakarta), dan Nugroho (Magelang) menggelar pameran seni lukis kaca. Pameran yang bertajuk “Penjinak Kaca” ini digelar di Tembi Rumah Budaya, Yogyakarta. Pameran ini menampilkan 50 lukisan kaca dan akan berlangsung pada 11 Juli hingga 11 Agustus 2014. Empat pelukis ini terlahir dengan cara kerja yang berbeda dalam perkembangan seni lukis kaca di Indonesia. Mereka tidak melawan arus tetapi berupaya menciptakan kawasan kreatifnya tersendiri. Selain itu, karya empat pelukis ini adalah gambaran seni lukis kaca kontemporer Indonesia,. Mereka akan menyajikan perkembangan terbaru lukisan kaca di Indonesia dengan kuratornya adalah Mikke Susanto. Suasana keterbukaan dan demokratisasi medium dalam perkembangan seni rupa telah membuka peluang terjadinya berbagai terobosan dalam karya seni lukis kaca. Pameran Lukisan Kaca selain menjadi kegiatan terbaru perkembangan seni lukis kaca, juga bisa dianggap sebagai bagian dalam perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia. Banyak yang menganggap lukisan kaca di Indonesia mengalami kemunduran. Akan tetapi, di tangan para pelukis muda lukisan kaca berkembang melampaui kebiasaan, konvensi, dan proses teknik yang selama ini terjadi.
Sumber:
http://www.rri.co.id/voi/post/berita/90960/warna_warni/seni_lukis_kaca.html
0 comments:
Post a Comment