Anda yang menyukai karya seni lukis mungkin sudah tidak asing lagi dengan seni lukis kaca. Seni lukis ini banyak terdapat di bangunan seperti masjid dan gereja, di berbagai benda seni, dibuat sebagai dekorasi pintu atau jendela dan sebagainya. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa ada seni lukis kaca yang sangat terkenal di Pulau Jawa? Itulah lukisan kaca Cirebon, karya seni yang bukan hanya indah namun memiliki bermacam fungsi. Sejarah Lukisan kaca Cirebon sebenarnya sudah dikenal sejak abad ke-16, namun tidak ada kepastian tentang kapan sebenarnya pertama kali seni lukis kaca yang benar-benar khas Cirebon muncul. Pasalnya, seni membuat lukisan kaca ini kemungkinan besar muncul karena pengaruh dari negeri-negeri lain yang sudah lebih dulu terkenal dengan lukisan kacanya seperti Cina. Pada abad ke-16 yang merupakan masa kejayaan Kesultanan Cirebon, banyak pedagang Cina, Arab dan India yang singgah di Cirebon untuk berdagang. Kemungkinan, seni lukis kaca pertama kali diperkenalkan para pendatang Cina pada masa-masa ini, dan kemudian semakin populer serta berkembang di kalangan masyarakat Cirebon. Akhirnya, para seniman Cirebon pun mengembangkan seni lukis kaca dengan sentuhan mereka sendiri. Seiring dengan perkembangan serta popularitasnya, seni lukis kaca Cirebon mulai mendapat berbagai macam pengaruh, mulai dari pengaruh corak khas Cirebon seperti Mega Mendung dan Wadasan, corak India dengan gambar-gambar karakter yang dilukiskan dalam wayang, hingga pengaruh Arab dengan corak kaligrafi berbagai bentuk dan pola-pola yang bernafaskan Islam. Hingga saat ini, para seniman lukisan kaca Cirebon telah mengembangkan dua gaya, yaitu gaya klasik dan gaya modern. Maestro lukisan kaca gaya modern yang terkenal adalah Toto Sunu, yang pada era 1980-an hingga 1990-an berjasa memerkenalkan lukisan kaca Cirebon serta menciptakan gelombang tren baru pemesanan lukisan kaca bergaya Cirebon untuk koleksi atau hiasan rumah. Sementara maestro gaya klasik yang paling tenar adalah Rastika, yang bukan hanya berjasa mempopulerkan lukisan kaca klasik Cirebon namun juga menginspirasi munculnya banyak sanggar lukis. Teknik Pembuatan Secara umum, proses pembuatan lukisan kaca Cirebon dilakukan dengan cara membuat pola terlebih dahulu di kertas, lalu menuangkannya ke media kaca. Dalam seni lukisan kaca Cirebon, dikenal adanya teknik pembuatan motif 3 dimensi, yaitu dengan memanfaatkan gradasi warna dan dekorasi triplek penutup lukisan bagian belakang. Gradasi warna yang rapi juga sekaligus merupakan ciri khas lukisan kaca Cirebon. Ada beberapa urutan cara pembuatan lukisan kaca Cirebon. Berikut adalah penjelasan metode pembuatan lukisan kaca ini, yang diterapkan baik ke lukisan bergaya klasik maupun modern: Pembuatan pola. Pola yang diinginkan dibuat di atas selembar kertas sesuai dengan ukuran lukisan yang akan dibuat (perbandingan 1 banding 1). Hal ini karena pola masih harus dituangkan ke media kaca. Penuangan pola ke media kaca. Proses ini dilakukan seperti teknik menjiplak/ngeblat, yaitu meletakkan kertas pola di bawah kaca dan kemudian digambar di permukaan kaca yang mulus. Prosesnya bisa menggunakan pena atau rapido (rapido hitam biasanya digunakan untuk lukisan kaca gaya modern). Pemberian warna. Pada tahap ini, si pelukis sudah harus menentukan gradasi warna yang diinginkan. Kemudian, si pelukis mencoretkan warna pertama yang diinginkan, tergantung apakah gradasi warnanya cenderung dari terang ke gelap atau gelap ke terang. Setiap selesai mencoretkan warna pertama, harus ditunggu sampai agak kering sebelum warna berikutnya dioleskan. Membuat ragam hiasan. Ragam hias ini diberikan di pinggir gambar utama. Motif khas lukisan kaca Cirebon adalah Mega Mendung di bagian atas (menggambarkan langit) dan Wadasan di bawah (menggambarkan tanah). Bisa diberi gradasi gelap di depan dan bias warna di belakang untuk membuat kesan 3 dimensi. Membuat latar belakang. Untuk memberikan teknik 3 dimensi, pelukis biasa menghiasi triplek yang ditujukan untuk menutup bagian belakang lukisan saat dibingkai. Tentunya, pemasangan triplek harus diberi jarak beberapa millimeter di belakang kaca. Akhirnya, lukisan bisa dikeringkan dan dibingkai lalu dipasangi kaitan atau tali.
By:Putri prihatini
http://www.inibangsaku.com/wp-content/uploads/2014/10/ib6.png
0 comments:
Post a Comment